Kenali 4 Penyebab Supermarket Giant Bangkrut
Siapa yang tak kenal dengan gerai supermarket terbesar di Indonesia satu ini? Ya, Giant merupakan salah satu gerai supermarket terbesar yang sudah lama berkembang. Akan tetapi, seperti diketahui bersama supermarket ini memutuskan untuk ‘angkat kaki’ dari dunia bisnis seiring dengan kondisi ekonomi yang belum membaik. Setelah berjuang di masa pandemi hingga hampir 2 tahun, Giant telah resmi menutup semua gerai mereka pada 31 Juli 2021.
Dibalik tutupnya Giant dari dunia bisnis, terdapat alasan mengapa akhirnya manajemen mulai memutuskan untuk menutup semua gerainya di Indonesia. salah satu alasan utama yang begitu kuat adalah pihak manajemen akan mengutamakan bisnis mereka pada brand lain seperti IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket yang dianggap punya potensi lebih tinggi. Selain itu, Penyebab Supermarket Giant Bangkrut juga membuat banyak orang merasa penasaran. Simak 5 penyebabnya di bawah ini.
1. Persaingan ritel modern yang ketat
Penyebab Supermarket Giant Bangkrut yang ketiga adalah persaingan ritel modern kini begitu ketat. Ya, fenomena tersebut sangat nyata dalam memengaruhi tumbangnya berbagai jenis bisnis ritel di Indonesia. Terlebih lagi saat ini sudah banyak ritel yang telah membuka usaha mereka dekat dengan masyarakat sehingga untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari mereka tak perlu pergi jauh untuk melakukan kegiatan belanja.
Persaingan ritel modern yang ada saat ini tentu saja turut menjadi penyebab lain dari bangkrutnya Giant. Apalagi kini sudah banyak perusahaan-perusahaan ritel yang membuka supermarket dan minimarket dengan penawaran menarik, ditambah lagi dengan persaingan harga yang kuat. Jika tak bisa bersaing, maka bukan hal tak mungkin perusahaan ritel mudah tumbang dan mengalami kebangkrutan.
2. Keputusan internal dari perusahaan
Tak hanya dari faktor eksternal saja, faktor internal dari perusahaan ritel pun sangat memengaruhi perkembangan bisnis, salah satunya seperti ritel Giant yang telah tutup secara mendadak. Pihak manajemen tentunya sudah memiliki pertimbangan yang matang sebelum mereka memutuskan untuk menutup sejumlah gerai dan menggantinya menjadi IKEA, Guardian, atau Hero supermarket. Semua ini tentunya sudah dipertimbangkan dan diputuskan secara resmi tanpa ada konflik di dalam internal perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Umumnya yang menjadi pertimbangan adalah beberapa gerai tersebut tidak lagi bisa memberikan kontribusi kepada pendapatan perusahaan, bahkan tak jarang hanya menjadi beban untuk perkembangan keuangan perusahaan itu sendiri. Tak hanya terjadi pada supermarket Giant, perusahaan mana pun pasti melakukan hal yang sama. Jadi dilakukanlah penutupan ini oleh managemen, karena semua gerainya sudah tak bisa lagi memberikan kontribusi dengan baik.
3. Pendapatannya terus mengalami penurunan
Penyebab Supermarket Giant Bangkrut ketiga adalah pendapatannya terus menurun. Sebuah perusahaan ritel akan mendapatkan keuntungan dari pendapatan yang mereka dapatkan. Akan tetapi jika pendapatannya berkurang terus, bisa saja perusahaan tersebut menjadi bangkrut karena tak mengalami peningkatan dalam penjualan. Salah satu kasusnya adalah ritel Seven Eleven yang remi ditutup pada Juni 2017. Kasus tersebut juga sama seperti bangkrutnya supermarket Giant belum lama ini.
Persaingan yang ketat tentunya membuat setiap perusahaan ritel harus berjuang dengan maksimal untuk mendapatkan pelanggan. Akan tetapi selama masa pandemi ini banyak orang mengurangi aktivitas mereka dan tidak melakukan kegiatan belanja seperti biasanya. Hal inilah yang membuat pendapatan terus mengalami penurunan. Dalam Laporan Keuangan HERO pada kuartal I 2021 tercatat pendapatan mengalami kerugian yang cukup besar. Nilainya turun menjadi Rp 1,76 triliun jika dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,69 triliun.
4. Bangkrut bukan karena bisnis online
Di era modern seperti sekarang ini, digitalisasi yang terdapat pada dunia bisnis tentunya membuat proses jual beli pun menjadi lebih canggih. Akan tetapi bisnis online bukanlah penyebab dari kebangkrutan yang dialami Giant. Banyak isu berkembang jika peristiwa yang dialami oleh supermarket ini karena meningkatnya transaksi online.
Akan tetapi, pihak APRINDO selaku asosiasi bisnis terkait membantah isu tersebut. Menurut mereka penutupan ini tidak ada hubungannya dengan bisnis online yang saat ini perkembangannya semakin pesat. Jadi, penyebab bangkrutnya supermarket Giant sudah dipastikan bukan karena bisnis online. Tumbangnya gerai-gerai Giant sendiri murni terjadi karena berkurangnya efektivitas bisnis. Hal ini tentunya merupakan salah satu strategi perusahaan dalam menjaga efektivitas bisnis yang mereka kelola.
Baca juga : Mengenal Sejarah Careefour dan Penyebab Carrefour Bangkrut
Itulah 4 Penyebab Supermarket Giant Bangkrut dari dunia bisnis ritel Indonesia. Tentunya ada banyak cerita yang diberikan dibalik penutupan semua gerainya, mulai dari obral semua barang dengan harga murah hingga cerita para pegawai yang harus kehilangan pekerjaannya. Akan tetapi pihak manajemen tetap mempersilahkan semua pegawai Giant melamar kembali ke PT Hero Supermarket Tbk. Tak hanya itu saja, semua pegawainya pun tetap mendapatkan kompensasi sesuai peraturan yang berlalu walaupun perusahaan mengalami kerugian besar.