https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3327328018275889

Ketahui 6 Perbedaan Ritel Modern dan Tradisional

Sebagai salah satu jenis bisnis tertua di dunia, perbedaan ritel modern dan tradisional nyatanya masih sering disalahartikan. Banyak orang yang menganggap bahwa ritel modern selalu identik dengan tempat yang bersih, sejuk, anti panas, dan lain-lain. Sedangkan ritel tradisional adalah ritel dengan kondisi yang lebih “suram”, panas, becek, dan lain sebagainya. Jelas anggapan seperti itu salah besar. Banyak perbedaan mendasar yang membuat ritel modern dan tradisional menjadi dua mazhab besar dalam bisnis ritel dunia. Berikut adalah perbedaan ritel modern dan tradisional yang bisa anda ketahui. Namun sebelum itu, mungkin pengertian mengenai ritel akan membantu anda memahami isi artikel ini.

Pengertian Ritel

Anda mungkin sudah akrab dengan banyak kehadiran toko-toko atau supermarket sekaligus mal di sekitar anda saat ini. Toko-toko atau mal tersebut adalah bentuk nyata dari model bisnis ritel yang paling mudah untuk dipahami. Ritel atau ecer adalah salah satu cara pemasaran produk secara ecer dengan menargetkan langsung ke konsumen sebagai pengguna akhir, dan bukan untuk keperluan bisnis lagi.

Sebagai contoh, toko A membuka banyak cabang di berbagai daerah dan memasarkan produk kebutuhan rumah tangga. Dalam menjalankan usaha pemasaran, toko A akan mendapatkan pasokan langsung dari produsen dan membelinya dalam jumlah besar. Nantinya, toko A akan menargetkan konsumen sebagai akhir dari transaksi barangnya tersebut dan dijual secara eceran. Toko-toko atau mal adalah tempat di mana peritel (sebutan untuk para pelaku usaha ritel) menjual barangnya secara langsung kepada konsumen dalam bentuk eceran.

Dalam perkembangannya, ada dua jenis ritel yang umum ditemui di berbagai wilayah di dunia ini, yaitu ritel modern dan ritel tradisional. Lalu apakah perbedaan ritel modern dan tradisional? Apakah terbatas pada model tempat atau tokonya saja?

Perbedaan Ritel Modern dan Tradisional

Ritel modern vs tradisional

Ada beberapa perbedaan mendasar antara kedua jenis ritel tersebut. perbedaan melingkupi beberapa aspek dalam menjalankan bisnis seperti pemilihan lokasi, pemilihan barang dagangan, jenis pemasok, hingga evaluasi keuangan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing aspek tersebut:

  1. Lokasi

Perbedaan pertama datang dari segi lokasi pemilihan toko. Ritel tradisional tidak begitu mempertimbangkan di mana toko atau ritel cabang akan didirikan. Pertimbangan yang umumnya digunakan dalam pemilihan lokasi ritel tradisional sekedar pada tingkat keramaian satu daerah saja. hal tersebut berbeda jauh dengan ritel modern. Ritel modern banyak melakukan pertimbangan dan analisis sebelum mulai membuka cabang tokonya. Mulai dari analisis potensi, kemajuan wilayah, hingga kemungkinan daya beli masyarakatnya.

  1. Potensi Pembeli

Masih berhubungan dengan perbedaan yang pertama, perbedaan selanjutnya adalah pada pemilihan potensi pembeli. Dengan pemilihan lokasi yang terkesan asal-asalan, maka potensi pembeli pun menjadi tidak terlalu diperhatikan. Bahkan tak jarang sebuah ritel didirikan hanya karena melihat populasi masyarakat sekitarnya saja tanpa mengukur potensi pembelinya. Di sisi lain, ritel modern sangat cermat dalam melakukan analisis. Peretel modern sadar bahwa tidak semua masyarakat dalam satu populasi yang ramai bisa menjadi pembeli potensial untuk tokonya.

  1. Barang Dagangan

Perbedaan yang selanjutnya terletak pada aspek pemilihan barang dagangan. Sekali lagi, pengelolaan ritel tradisional masih belum tertata dengan baik bahkan hingga masalah pemilihan barang dagangan. Barang dagangan yang disediakan oleh ritel tradisional sering kali mengabaikan nilai kebutuhan target market sehingga kemungkinan tidak laku menjadi lebih besar. Berbeda dengan ritel modern, tak jarang ritel modern melakukan riset seputar barang dagangan yang paling dibutuhkan oleh pembeli sehingga kemungkinan tidak laku menjadi sangat kecil.

  1. Merek

Selanjutnya, perbedaan di antara kedua jenis ritel tersebut ada pada pemilihan merek barang. Posisi ritel tradisional saat ini sering kali kalah dalam tawar menawar terhadap barang dagangan dengan merek yang populer. Maksudnya, ritel tradisional cenderung mengabaikan merek dagangan yang dijajakan karena terhalang harga yang ditawarkan. Ritel modern berbeda lagi, ritel modern selalu berhasil mengadakan barang dagang yang masuk ke dalam merek paling populer di kalangan masyarakat. Atau paling tidak, merek barang dagang yang ditawarkan sela masuk ke dalam 5 teratas pilihan para calon pembeli.

  1. Pemasok

Lanjutkan ke aspek pemasok. Orientasi ritel tradisional adalah mendapatkan pemasok yang menyediakan mekanisme yang mudah dalam proses pembayarannya. Hal tersebut memicu ritel tradisional melupakan kualitas barang, jumlah ketersediaan, hingga kredibilitas. Di sisi lain, ritel modern malah berorientasi pada kualitas, ketersediaan, sekaligus mekanisme pembayarannya secara langsung.

  1. Pencatatan

Aspek pencatatan menjadi perbedaan lainnya. Ritel tradisional yang tidak begitu mengerti pentingnya pencatatan hasil penjualan produk jadi sering mengabaikan aspek ini. ritel modern melakukan hal yang berbeda. Ritel modern sadar bahwa pencatatan badalah bahan evaluasi untuk bisa melihat apakah bisnis berjalan dengan baik atau tidak. jadi ritel modern akan melakukan pencatatan mulai ari proses operasional, back office, hingga reporting.

Demikianlah perbedaan ritel modern dan tradisional yang bisa anda ketahui. Semoga bermanfaat.

 

Ketahui 6 Perbedaan Ritel Modern dan Tradisional | Malik | 4.5