Contoh Bisnis UKM yang Sukses Plus Perjuangan Keras Dibalik Kesuksesannya
Tahukah Anda bahwa di dunia ini hanya dua macam pengusaha? Pertama, pengusaha yang mendapat warisan dari pihak keluarganya. Kedua, pengusaha yang merintis bisnisnya dari nol. Bisnis pengusaha tipe kedua biasanya tergolong ke dalam kategori UKM. UKM adalah singkatan dari usaha kecil dan menengah. Sesuai dengan namanya, bisnis yang dijalankan memang berskala kecil hingga menengah.
Para pengusaha yang memulai bisnisnya dari nol tentu akan mengalami jatuh bangun. Akan tetapi, rintangan tersebut tidak membuat mereka menyerah untuk terus mengembangkan bisnis UKM yang dijalankan. Beberapa diantaranya telah berhasil dan menjadi contoh bisnis UKM yang sukses. Berikut ini adalah daftar UKM yang sukses beserta kisah dibalik kesuksesannya.
Maicih (Reza Nurhaliman)
Pemuda di balik meroketnya popularitas “keripik setan” Maicih adalah Reza Nurhaliman. Mencoba untuk mencari ide usaha yang unik, Reza memutuskan untuk merintis bisnis keripik singkong super pedas ini di usia 23 tahun. Pada awalnya, Reza mendirikan UKM ini dengan menjadikan produsen keripik lokal asal Bandung sebagai mitra usahanya.
Berawal dari modal sebesar 15 juta rupiah, Reza mulai giat memasarkan produknya dengan memanfaatkan sosial media berupa Twitter. Kemudian, Reza menerapkan pola keagenan yang disebutnya dengan istilah “jenderal”. Tujuan dari penerapan sistem “jenderal” ini adalah agar konsumen lebih mudah menjangkau keripik singkong Maicih.
Seiring dengan berjalannya waktu, usaha keripik Maicih milik Reza telah merambah hingga keluar kota. Dengan demikian, omzet bisnis ini juga semakin meningkat. Kreativitas yang dilakukan oleh Reza ini pada akhirnya menginspirasi anak muda lainnya untuk membuat produk serupa. Beberapa diantaranya memutuskan untuk memodifikasi keripik singkong Maicih dengan mengganti bahan bakunya menjadi ubi.
Gibran Rakabuming (Chili Pari)
Salah satu contoh bisnis UKM yang sukses adalah Chili Pari milik anak sulung Presiden Joko Widodo yaitu Gibran Rakabuming. Nama Gibran memang mulai populer semenjak sang Ayah menjadi Gubernur DKI Jakarta kemudian menjabat Presiden. Selain berkarier di dunia politik, Jokowi juga merupakan pengusaha meubel. Namun, Gibran tidak ingin numpang tenar pada bisnis milik Ayahnya.
Akhirnya, Ia berusaha untuk berbisnis secara mandiri dengan mendirikan jasa catering dan wedding organizer. Bahkan saking mandirinya, Ia sampai mengajukan tujuh proposal pinjaman modal usaha ke beberapa bank. Dari ketujuh proporsal tersebut hanya satu saja yang mendapat persetujuan dari pihak bank. Modal pinjaman bank ini kemudian Ia manfaatkan untuk merintis Chili Pari.
Pada awal berdirinya, Chili Pari hanya melayani order catering dalam skala kecil. Namun, seiring dengan berkembangnya usaha ini, Chili Pari mulai berani untuk menangani order besar. Bahkan dengan jumlah tamu hingga ribuan orang. Ketika Ayahnya masih menjabat sebagai wali kota Solo, Gibran tak mau menerima order dari pihak pemerintah setempat.
Tindakannya bertujuan untuk menjaga nama baik Chili Pari di mata publik bahwa bisnis ini tidak bermain mata dengan pihak pemerintah. Barulah, setelah sang Ayah terpilih menjadi Presiden dan berdomisili di Jakarta, Gibran lebih leluasa untuk menjalankan Chili Pari. Kini, seiring dengan berjalannya waktu pertumbuhan bisnisnya semakin meningkat.
Sunny Kamengmau (Robita)
Pria asal Nusa Tenggara Timur ini memulai kisah suksesnya di Bali. Pertama kali datang ke Pulau Dewata ini, dirinya bekerja sebagai tukang sapu di depan hotel. Namun, dikarenakan kinerjanya bagus, maka Ia diangkat menjadi satpam. Pekerjaannya di hotel mengharuskannya menguasai beberapa bahasa diantaranya adalah Inggris dan Jepang.
Oleh sebab itu, Sunny terus mengasah kemampuannya dalam berbahasa Inggris maupun Jepang. Bahkan gaji pertamanya, Ia sisihkan untuk membeli kamus bahasa asing tersebut. Meskipun tidak lulus SMA, dirinya mempunyai semangat belajar yang kuat. Pada suatu hari, Ia berkesempatan untuk berbicara dengan salah seorang turis asal Jepang.
Kemudian, turis asal Jepang tersebut meminta dirinya untuk memasok tas kulit ke Negeri Matahari terbit itu. Dari sinilah, cikal bakal merk tas kulit ternama Robita dimulai. Akan tetapi, Robita tidak secara mendadak langsung sukses. Dibalik kesuksesannya ada berbagai cerita perjuangan yang mengiringinya. Salah satunya adalah Sunny sang pemilik yang nyaris kehilangan pengerajin tasnya.
Namun, pelan tapi pasti Ia mencoba untuk bangkit dan memperkokoh usahanya. Alhasil, setelah bekerja keras kini Ia telah merekrut sekitar 100 karyawan. Jumlah tersebut kemungkinan akan semakin berkembang. Ini mengingat tas Robita milik Sunnya sangat digemari oleh penduduk Jepang bahkan kalangan atas sekalipun.
Membangun usaha dari awal memang bukanlah perkara yang mudah. Masalah modal dan relasi bisnis tentu hanyalah beberapa dari sekian banyak permasalahan yang harus dihadapi. Pengusaha yang mendapat warisan dari keluarga tentu hanya tinggal melanjutkan estafet. Tetapi, bagaimana dengan mereka yang merintisnya dari nol? Mereka tentu harus bekerja keras agar dapat menjadi contoh bisnis UKM yang sukses seperti di atas.