Perbedaan Media Tanam Aquaponik vs Aeroponik, Mana yang Lebih Unggul?
Media tanam aquaponik vs aeroponik – Aquaponik dan juga aeroponik mungkin masih sedikit asing. Banyak yang menganggap jika keduanya ini sama dengan hidroponik padahal berbeda. Ketiganya ini memiliki sistem yang berbeda-beda meski saat ini hidroponik ini masih menjadi idola. Aquaponik dan aeroponik ini menjadi terobosan baru dalam bisnis pertanian terutama yang lahannya sempit. Salah satu yang membedakan antara aquaponik dengan aeroponik ini adalah media tanamnya. Simak informasi tentang media tanam aquaponik vs aeroponik yang menarik berikut ini:
Media Tanam Aquaponik
Media tanam aquaponik vs aeroponik ini banyak ditanyakan karena termasuk teknik baru dalam hal pertanian. Teknik aquaponik ini sebenarnya sudah berkembang beberapa tahun silam oleh peneliti yang mana memberikan terobosan terbaru bahwa tanaman dan ikan ini mampu berkembang dalam media yang sama. Sama halnya dengan hidroponik dimana tanaman ini membutuhkan nutrisi dan juga air agar bisa membantu meresap ke dalam akar tanaman dan menjadi faktor utama tumbuhnya tanaman tersebut.
Salah satu alasan mengapa ikan dibolehkan digabung dengan tanaman karena ikan terbukti mampu mengeluarkan kotoran yang mana nutrisinya bisa diserap oleh tanaman secara langsung. Hal ini sama dengan pupuk kompos yang dihasilkan dari kotoran hewan dan teknik aquaponik ini tidak membutuhkan pupuk kompos lagi karena kotoran ikan ini akan bisa diserap langsung oleh tanaman.
Agar bisa menyerap nutrisi dengan baik ada baiknya jika Anda menggunakan media tanam dengan pori-pori yang besar untuk bisa menyerap kotoran, selain itu dengan media tanam yang pori-porinya besar ini akan mampu mencegah penyumbatan di media tanam tersebut. Bisa dibayangkan jika air tidak bisa menyerap baik ke media yang di salurkan ke dalam akar tentu hal ini akan membuat tanaman bisa cepat mati. Berikut ini adalah media tanam yang cocok dengan sistem aquaponik:
- Rockwool
Yang pertama adalah rockwool berupa batuan yang dipanaskan. Penggunaan media ini jauh lebih praktis dibandingkan dengan kerikil sehingga ketika dilakukan pemindahan bibit Anda tidak perlu mencabut akarnya.
- Kerikil
Media ini sangat tepat untuk menerapkan sistem aquaponik karena memiliki pori yang cukup besar. Dengan menggunakan kerikil ini nutrisi bisa berjalan lebih mudah dan air bisa mudah disalurkan ke akar tanaman. Kerikil tidak hanya dijadikan sebagai hiasan yang membuat tanaman lebih indah saja namun juga media yang mana bisa membuat tanaman tumbuh menjadi lebih subur.
- Sekam dan hidroton
Media tanam lainnya yang cocok digunakan untuk aquaponik selanjutnya adalah sekam dan juga hidroton. Sekam ini berasal dari kulit padi yang mana bisa mudah Anda dapatkan di toko tanaman dan harganya cukup terjangkau dimana sekam ini memberikan hasil atau dampak yang nyata. Selai itu sekam tidak akan menekan akar tanaman. Sedangkan hidroton adalah media tanam dari tanah liat yang bentuknya bulat dengan ukuran 4 centimeter sehingga memudahkan air untuk mengalir ke tanaman. Hidroton ini juga bisa Anda temukan di toko tanaman,
Anda yang ingin membuat aquaponik ini bisa menggunakan model aquaponik yang sederhana namun populer. Contoh model aquaponik yang sering digunakan dan dipilih adalah model aquaponik vertikal dimana bahan yang sering digunakan adalah pipa paralon dan pipa di buat lubang di sekelilingnya. Air kolam dialirkan pada bagian atas pipa dan kemudian turun membasahi netpot. Model kedua adalah aquaponik 4 in 1 yang mana memiliki kemampuan untuk bisa menghasilkan 4 jenis output bahan pangan yang berbeda.
Media Tanam Aeroponik
Setelah Anda tahu media tanam aquaponik ada baiknya jika Anda kini tahu perbedaan media tanam aquaponik vs aeroponik. Aeroponik merupakan cara bercocok tanam di udara tanpa menggunakan tanah. Di dalam aeroponik ini tanaman tidak akan diberikan media untuk pertumbuhan akar melainkan dibiarkan terbuka dan menggantung di tempat yang telah dijaga kelembabannya. Aeroponik ini membutuhkan air yang diberikan larutan hara kemudian disemburkan ke dalam akar tanaman selanjutnya akar tanaman yang menggantung bisa menyerap larutan hara tersebut. Dengan membaca pengertian dari sistem aeroponik ini bisa ditarik kesimpulan bahwa aeroponik tidak menggunakan media tanam untuk akar seperti aquaponik.
Saat penyemaian bibit ini menggunakan media tanam berupa rockwool dan jika sudah tumbuh dua helai daun dipindahkan ke styrofoam yang sudah dilubangi pada bagian tengahnya dan tanaman di tanam dalam posisi akar menggantung. Pada bagian bawah styrofoam ini nantinya akan ada sprinkler alat pengabut yang nantinya bisa memancarkan kabut berisi larutan sampai ke atas dan kemudian mengenai akar. Keunggulan dari budidaya tanaman dengan aeroponik adalah oksigenasi yang lancar dan bisa sampai ke akar. Pengelolaan yang terampil akan membuat produksi aeroponik ini mampu memenuhi kualitas, kuantitas, dan juga kontinuitas. Sistem ini cocok untuk tanaman yang memiliki masa panen singkat seperti selada, kangkung, bayam, dan lain sebagainya.
Demikianlah perbedaan media tanam aquaponik vs aeroponik yang menarik untuk disimak, semoga informasi ini bermanfaat.