Penyebab Startup Bangkrut dan Gagal di Tahun Pertama
Perusahaan rintisan atau startup menjadi bisnis yang dianggap sangat menjanjikan oleh sebagian besar orang. Beberapa dari Anda tentunya juga berpikiran demikian jika mengingat banyak startup sukses di luar sana yang bisa mendapat nilai valuasi hingga miliaran rupiah. Bahkan saat ini di Indonesia ada lebih dari 2.200 perusahaan rintisan yang membuat Indonesia menduduki urutan kelima sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia.
Tapi siapa sangka kalau ternyata membangun startup tidak semudah kelihatannya. Secara statistik, 90-95% startup akan gagal dan bangkrut di tahun pertama. Lalu sebenarnya apa saja penyebab startup bangkrut meskipun sudah mendapat kucuran dana? Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan itu, beberapa di antaranya akan dibahas lebih lanjut lewat ulasan di bawah ini.
6 Penyebab Startup Gagal Berkembang dan Bangkrut
Kehadiran startup menjadi tolok ukur dari kemajuan bisnis digital suatu negara. Namun tentu saja jumlah perusahaan rintisan tersebut harus sejalan dengan tingkat keberhasilannya. Dan bagi Anda yang berencana ingin membangun startup sebaiknya simak dulu beberapa penyebab startup bangkrut berikut ini:
- Tidak Sesuai Kebutuhan Pasar
Orientasi utama dari sebuah perusahaan rintisan adalah konsumen. Mulai dari ide, konsep, hingga inovasi yang dilakukan harus berorientasi pada kebutuhan dasar konsumen. Apabila tidak, maka startup tersebut tidak akan mendapat market atau pasarnya sendiri.
Secanggih apapun produk atau jasa yang ditawarkan sebuah startup tetap tidak akan bisa berkembang apabila tidak mampu memberikan inovasi yang sesuai kebutuhan pasar. Sebut saja startup Qlapa yang terpaksa gulung tikar meski mendapat banyak kucuran dana dan dinobatkan sebagai aplikasi unik dari Google Play Award 2018. Startup yang berorientasi pada pemberdayaan pengerajin lokal ini harus kandas karena bisnisnya tidak prospektif lagi.
- Tim yang Tidak Tepat
Penyebab startup bangkrut yang selanjutnya adalah struktur tim yang tidak tepat. Membangun sebuah startup membutuhkan tim dengan visi dan misi yang sejalan. Dengan begitu perusahaan rintisan tersebut bisa menyesuaikan arah dan tujuan sesuai visi misi. Selain itu, startup juga memerlukan beragam keahlian dari masing-masing tim. Mulai dari sosok pemimpin, finance, hingga marketing dan IT.
Apabila struktur tim tersebut tidak mampu Anda hadirkan, maka risiko kegagalan sebuah startup akan semakin besar. Bahkan sekalipun struktur tim sudah tepat, startup juga berisiko gagal apabila masing-masing individu di dalamnya tidak memiliki visi misi yang sama.
- Kehabisan Dana
Sebagai perusahaan rintisan yang memulai segalanya dari nol, tak heran apabila bisnis startup membutuhkan dana yang besar. Setidaknya startup membutuhkan investor yang mampu mengucurkan dana segar untuk mengembangkan produk dan jasa di dalamnya. Tapi kucuran dana juga bisa jadi bumerang yang justru menghancurkan sebuah startup apabila sampai kehabisan dana.
Penyebab startup bangkrut karena kehabisan dana cukup sering terjadi imbas dari Cash Burn Rate atau bakar uang yang tidak tepat sasaran. Bakar uang menjadi istilah serius dalam bisnis startup, khususnya dalam urusan branding dan marketing. Alih-alih mendapat keuntungan, beberapa startup justru kehabisan dana karena usaha branding dan marketing tidak sesuai harapan.
- Kalah dalam Kompetisi
Perusahaan rintisan harus dibangun dengan inovasi yang mampu mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Seperti contohnya startup ojek online dengan inovasi antar jemput penumpang, pengantaran barang, antar makanan, hingga belanja di swalayan. Namun sayangnya tak semua inovasi mampu tampil beda sehingga cenderung bermain di ranah yang sama.
Hal itulah yang kemudian menjadi penyebab startup bangkrut dan bangkrut karena tidak mampu bersaing dalam kompetisi bisnis. Beberapa startup transportasi dan marketplace dengan posisi yang sudah terlalu kuat tentu sangat sulit untuk ditandingi. Sekalipun Anda bakar uang besar-besaran, risiko kegagalannya tetap tinggi.
- Penentuan Harga
Selain urusan kompetitor, startup juga harus dibangun dengan penentuan harga yang tepat. Kesalahan dalam menentukan harga bisa membuat startup bangkrut, bahkan sebelum produk atau jasanya berkembang. Dalam menentukan harga juga membutuhkan riset yang tepat sesuai positioning dan value yang Anda tawarkan.
Sebut saja beberapa produk layanan streaming film seperti Netflix, HBO, dan Diseny Hotstar yang justru menyediakan produk dengan harga murah. Dan apabila ada kompetitor baru dengan harga yang lebih mahal namun tidak mampu memberi pelayanan lebih baik, tentu saja itu akan menjadi awal dari penyebab startup bangkrut.
Baca juga : Unik! Berikut 3 Startup Peternakan Indonesia Modern di Era Digital
- Waktu yang Tidak Tepat
Momentum juga menjadi kunci penting dalam membangun dan menjaga startup dari kebangkrutan. Ketika startup diluncurkan di waktu yang tidak tepat, maka permintaan pasar cenderung lesu dan tidak sesuai dengan target yang ditentukan. Seperti contohnya di masa pandemi yang mana startup berbasis layanan streaming film atau telekonferensi cenderung mudah mendapat konsumen. Sedangkan startup penginapan, tiketing, hingga penerbangan justru lesu dan berisiko bangkrut.
Dan itulah beberapa informasi yang dapat kami sampaikan seputar penyebab startup bangkrut dan gagal, semoga bermanfaat!