https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3327328018275889

6 Alasan Budidaya Kumbang, Serangga Eksotis yang Anti Mainstream

Kumbang adalah hewan bertanduk yang kini mulai dicari untuk dipelihara. Bentuknya yang eksotis menjadikan daya tarik utama dari serangga ini. Bahkan di Jepang, kumbang menjadi salah satu pilihan hewan peliharaan yang cukup populer.

Budidaya kumbang

Popularitas kumbang di Indonesia mungkin tidak se-booming seperti di Jepang. Namun, justru hal tersebutlah yang menjadikan kumbang sebagai pilihan yang anti mainstream.

Sebagai tambahan referensi, berikut kami sajikan alasan-alasan untuk segera memiliki kumbang.

Mudah didapatkan

Mendapatkan kumbang bukanlah hal yang begitu sulit. Kumbang bisa ditemukan pada pepohonan yang memiliki getah manis. Jika tak punya waktu untuk hunting langsung ke alam, maka toko online adalah solusinya.

Kumbang jenis capit dan tanduk adalah yang paling laris di pasar online. Masing-masing jenis tersebut memiliki puluhan spesies berbeda yang bisa dipilih sesuai dengan selera.

Harga yang sangat terjangkau

Kumbang lokal Indonesia biasa dipasarkan antara 20 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Semakin besar ukuran maka harganya pun semakin tinggi. Selain dari ukuran, spesies dan keunikan pun akan berpengaruh terhadap harga jualnya.

Dynastes Hercules termasuk spesies kumbang yang memiliki harga jual cukup tinggi. Dilansir dari Staradvertiser, Kumbang endemik dari Amerika selatan ini bisa dipasarkan hingga mencapai belasan juta rupiah. Bentuknya yang gagah dan besar, bisa mencapai 19 cm, memang menawarkan kepuasan tersendiri, meskipun hanya sekedar untuk dipandangi saja.

Perawatan harian yang mudah dan murah

Merawat kumbang sangatlah mudah sebab tidak memakan banyak waktu, tenaga, maupun uang. Set up kandang bisa menggunakan toples yang dibolongi sebagai lubang ventilasi. Kemudian tambahkan alas berupa flake soil, black soil, atau sphagnum moss. Tambahkan juga potongan kayu sebagai media bermain kumbang

Untuk makanan dapat menggunakan buah-buahan manis seperti semangka, pisang, atau mangga. Selain itu, kumbang juga bisa diberi makan dengan jelly atau agar-agar. Makanan harus diganti tiga hari sekali supaya tidak menimbulkan bau di kandang.

Tidak ada treatment khusus yang harus dilakukan terhadap kumbang. Tetapi disarankan untuk melakukan penyemprotan tiga hari sekali untuk menjaga kelembapan di dalam kandang.

Proses Breeding yang Menyenangkan

Puncak kesenangan dari memelihara kumbang adalah ketika berhasil menernak dan mengembangbiakannya. Untuk persiapan breeding, gabungkan pejantan dan betina pada satu kandang yang sama. Jika proses kawin sudah terlihat, segera pisahkan betina ke wadah khusus atau breeding box.

Nantinya, si betina akan terus bertelur hingga mencapai puluhan butir sampai akhirnya ia mati. Tugas Anda sebagai keeper hanyalah mengganti makanan tiga kali sehari, dan melakukan penyemprotan air untuk menjaga kelembapan.

Kesenangan lainnya adalah dapat melihat secara langsung proses metamorfosis. Anda akan menyaksikan bagaimana nantinya telur-telur berubah menjadi larva, lalu kemudian menjadi kepompong, sampai pada akhirnya menjadi kumbang berbentuk sempurna.

Baca juga : 7 Cara Budidaya Anggur Tanpa Biji Mudah dan Dijamin Sukses, Anda Wajib Coba!

Hidup atau mati, kumbang tetap punya nilai jual

Selain dalam kondisi hidup, kumbang ternyata juga bisa dimanfaatkan meskipun kondisinya sudah mati. Dan uniknya, harga jual kumbang hidup dan mati tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Biasanya orang mencari keringan kumbang yang sudah diawetkan untuk nantinya dipajang di dalam insectarium.

Aman untuk dimainkan

Meskipun tampilannya menyeramkan, kumbang ternyata aman untuk kita pegang. Hanya saja jika ingin memainkannya, maka hindari bagian capitnya. Jika sampai terkena capitannya, maka akan menyababkan rasa sakit yang luar biasa.

Itulah 6 alasan untuk memilih kumbang sebagai hewan peliharaan. Bagi yang ingin memelihara hewan anti mainstream, tunggu apa lagi?

 

 

6 Alasan Budidaya Kumbang, Serangga Eksotis yang Anti Mainstream | Malik | 4.5