https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3327328018275889

Sering Dicari untuk Pakan Burung, Begini Cara Budidaya Orong-Orong

Cara Budidaya Orong-Orong- Orong-orong atau anjing tanah adalah salah satu jenis serangga yang masuk dalam kelaurag Gryllotapidae yang masih datu rumpun dengan jangkrik dan gangsir. Oleh masyarakat Sunda, serangga ini disebut dengan Gaang, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan mole cricket. Serangga jenis ini biasanya memiliki ekosistem hidup di tanah, ladang, dan sawah. Pada siang hari, orong-orong akan bersembunyi di lubang yang telah mereka buat. Sedangkan pada malam hari, orong-orong akan mulai aktif bergerak untuk mencari makan. Oleh karena itu, serangga ini termasuk ke dalam jenis serangga nokturnal.

Bagi sebagin besar orang, serangga ini disebut sebagai hama dan cenderung dianggap merugikan. Pasalnya, orong-orong dapat merusak kesuburan tanah dan juga tanaman dengan memakan cacing tanah maupun akar dan batang tanaman. Karena dianggap merugikan, serangga ini tentunya banyak dibasmi. Akibatnya, beberapa spesies dari serangga ini bahkan terancam punah.

Cara Budidaya Orong-Orong

Budidaya Orong-Orong

Meskipun dianggap sebagai hama, orong-orong juga banyak dicari sebagai makanan utama bagi burung pemakan serangga. Orong-orong dikatakan memiliki protein yang cukup tinggi yang dapat membantu memperindah kicauan burung. Oleh karena banyaknya kebutuhan orong-orong tersebut, banyak orang yang mulai membudidayakan serangga ini. Selain untuk pakan, tentu saja sebagai penghasil pundi-pundi uang. Jika Anda ingin memulai budidaya orong-orong, berikut adalah caranya.

1.            Siapkan media budidaya orong-orong

Pemilihan media untuk budidaya, tentunya harus disesuaikan dengan cara hidup dari hewan atau tanaman yang akan dibudidayakan. Orong-orong sendiri merupakan jenis serangga yang sangat senang menggali tanah dan bersembunyi. Oleh karena itu, media yang digunakan untuk budidaya orong-orong harus mengadaptasi pola tersebut dan menyediakanruang yang dapat digunakan oleh orong-orong untuk bersembunyi. Alasannya adalah agar orong-orong dapat berkembang biak dengan baik.

Cara membuat media budidaya orong-orong pun cukup mudah. Caranya, siapkan container box yang terbuat dari plastik. Kemudian, masukkan tanah humus lembab ke dalam container box. Tanah humus sendiri berfungsi sebagai tempat orong-orong untuk bersembunyi. Selain tanah humus, Anda juga dapat menggunakan serbuk kayu yang berasal dari limbah penggergajian. Karena orong-orong senang dengan tempat yang lembab, maka jangan lupa untuk menjaga kondisi container box tetap stabil pada suhu 30°C dengan kelembaban 85%

2.            Siapkan indukan orong-orong

Setelah media budidaya selesai disiapkan, langkah selanjutnya adalah menyiapkan induk orong-orong jantan dan betina yang akan dibudidayakan. Induk orong-orong ini dapat Anda temukan di alam bebas. Sebagai perbandingan, satu induk jantan orong-orong mampu membuahi 10 induk betina. Untuk membedakan antara induk jantan dan betina, Anda dapat memperhatikan sungut pada ekor orong-orong. Pada orong-orong jantan, terdapat 2 sungut pada ekornya, sedangkan pada betina terdapat 3 sungut.

3.            Beri pakan orong-orong

Orong-orong termasuk dalam serangga omnivora, yang berarti adalah pemakan segala. Oleh karena itu, pemilihan pakan untuk orong-orong pun tidak terlalu sulit. Anda dapat memberikan makan orong-orong berupa cacing tanah, dedaunan, mapun ulat kandang. Selain itu, Anda juga dapat memberikan gilingan pur ayam untuk menambah asupan protein pada orong-orong.

4.            Pisahkan Orong-Orong dengan Telurnya

Umumnya, orong-orong akan bertelur setelah sepuluh hari diletakkan dalam container box. Jika sudah bertelur, maka langkah selanjutnya adalah memisahkan antara orong-orong dewasa dengan telur orong-orong. Hal ini dilakukan untuk mencegah orong-orong memakan anak orong-orong yang barus aja menetas. Biasanya, telur orong-orong akan menetas setelah 15 hari. Setelah menetas, berikan pakan berupa gilingan pur ayam dan berikan cukup sayuran dengan kandungan air setiap hari.

5.            Panen orong-orong

Panen orong-orong dapat dilakukan setelah orong-orong berumur 35 hari. Umumnya, untuk indukan sebanyak 30 pasang, dapat menghasilkan orong-rong sebanyak 1000 hingga 1200 ekor orong-orong yang siap jual.

Keuntungan Budidaya Orong-Orong

Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Zimmer dkk pada tahun 2006 yang berjudul Effect of Extract from the Chinese and European Mole Cricket on Wound Epitheliatization and Neovascularization: in Vivo Studies in the Hairless Mouse ear Wound Model dikatakan, hingga akhir perang dunia II, minyak hasil ekstrak mole cricket atau orong-orong sering digunakan sebagai obat untuk mengobati luka. Selain itu, mole cricket hingga kini juga masih digunakan dalam pengobatan tradisional di Tiongkok. Pada uji coba terhadap sebuah tikus tanpa bulu dengan luka di telinga, Zimmer dkk mendapati bahwa ekstrak mole cricket dapat mempercepat penyembuhan luka. Kendati demikian, uji tersebut hanya dilakukan dengan model sebuah tikus.

Baca juga : 7 Cara Budidaya Kroto Dengan Media Paralon Agar Hasilnya Melimpah

Sedangkan, untuk di Indonesia sendiri, mole cricket atau orong-orong sering digunakan sebagai umpan pancing dan juga pakan burung. Sebagai pakan burung, orong-orong dipercaya dapat membuat kicauan burung lebih nyaring. Konon katanya, hal tersebut dikarenakan kandungan protein yang cukup tinggi yang dimiliki oleh orong-orong. Kebutuhan pakan orong-orong pun juga dapat dikatakan cukup tinggi. Oleh karena itu, budidaya orong-orong bisa saja menjadi salah satu sumber pendapatan baru jika ditekuni dengan baik.

Demikianlah cara budidaya orong-orong dan juga keuntungannya. Di tengah pandemi saat ini, sepertinya budidaya orong-orong bisa menjadi salah satu bisnis baru yang patut untuk dicoba.

Sering Dicari untuk Pakan Burung, Begini Cara Budidaya Orong-Orong | Malik | 4.5